DATA STATISTIK PERIKANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2023
1. Jumlah Kapal Perikanan:
- Kapal penangkap ikan: 32.172 unit
- Perahu motor: 28.729 unit
- Perahu layar: 3.443 unit
- Kapal pengangkut ikan: 1.203 unit
2. Produksi Perikanan:
- Produksi perikanan tangkap: 617.913 ton
- Laut: 585.709 ton
- Darat: 32.204 ton
- Produksi perikanan budidaya: 137.687 ton
- Tambak: 89.234 ton
- Kolam: 48.453 ton
3. Nilai Produksi Perikanan:
- Nilai produksi perikanan tangkap: Rp 6.179,13 miliar
- Nilai produksi perikanan budidaya: Rp 2.753,74 miliar
4. Jumlah Rumah Tangga Nelayan:
- Rumah tangga nelayan: 82.456 unit
5. Jumlah Penduduk Nelayan:
- Penduduk nelayan: 329.824 jiwa
6. Konsumsi Ikan:
- Konsumsi ikan rata-rata per kapita: 47,36 kg/tahun
internet: 70%
Sektor perikanan memainkan peran penting dalam perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2023, sektor ini mengalami peningkatan produksi dan nilai produksi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan di NTT memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
Analisis:
Pertumbuhan produksi dan nilai perikanan di NTT disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Dukungan pemerintah: Pemerintah telah menerapkan berbagai program untuk mendukung pengembangan sektor perikanan, seperti bantuan peralatan penangkapan ikan, pelatihan untuk nelayan, dan promosi kegiatan budidaya ikan.
- Investasi sektor swasta: Sektor swasta juga turut berperan dalam pertumbuhan sektor perikanan, dengan berinvestasi pada kapal penangkap ikan, fasilitas pengolahan, dan usaha budidaya ikan.
- Kondisi lingkungan yang mendukung: NTT memiliki kondisi lingkungan yang mendukung untuk budidaya air laut maupun air tawar, dengan garis pantai yang panjang dan sumber daya air darat yang melimpah.
Tantangan dan Peluang:
Meskipun ada perkembangan positif, sektor perikanan di NTT juga menghadapi beberapa tantangan:
- Penangkapan ikan berlebihan: Terdapat kekhawatiran akan penangkapan ikan berlebihan di beberapa wilayah, terutama pada perikanan tangkap laut. Hal ini dapat menyebabkan penurunan sumber daya dan kerusakan lingkungan.
- Losses pasca panen: Kerugian pasca panen akibat infrastruktur dan penanganan yang tidak memadai masih menjadi masalah signifikan, sehingga menurunkan nilai produk ikan.
- Akses pasar terbatas: Beberapa nelayan, terutama di daerah terpencil, menghadapi tantangan dalam mengakses pasar untuk hasil tangkapan mereka.
Untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang lebih lanjut, beberapa strategi berikut dapat dipertimbangkan:
- Pengelolaan perikanan berkelanjutan: Menerapkan praktik pengelolaan perikanan yang efektif untuk memastikan keberlanjutan stok ikan dan melindungi ekosistem laut.
- Meningkatkan infrastruktur pasca panen: Investasi pada infrastruktur untuk penanganan ikan, penyimpanan, dan transportasi untuk meminimalkan kerugian pasca panen dan meningkatkan kualitas produk.
- Pengembangan pasar: Mendukung nelayan dalam mengakses pasar melalui peningkatan hubungan pasar, branding, dan inisiatif nilai tambah.